Siswa SMK Yang Belum Divaksinasi Tidak Diperbolehkan Mengikuti PTM di Sumsel, Untuk Cegah Penularan Covid-19
Jakarta - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang belum mendapatkan suntikan
vaksin Covid-19 tidak dibenarkan mengikuti kegiatan pembelajaran tatap
muka (PTM) di Sumatera Selatan (Sumsel). Kebijakan ini dibuat untuk
mencegah penularan dan klaster baru.
Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Sumsel Mondyaboni mengungkapkan,
kebijakan itu dibuat demi keamanan dan kesehatan anak didik. Alasannya,
pandemi Covid-19 belum berakhir meski kasus positif melandai.
Untuk memastikan siswa yang mengikuti PTM benar-benar sudah menjalani
vaksinasi, setiap sekolah mengaplikasikan PeduliLindungi. Jika
terkendala data pribadi seperti NIK, siswa bisa menunjukkan kartu tanda
sudah divaksin sebagai bukti.
"Siswa dapat melakukan scan barcode melalui aplikasi PeduliLindungi agar bisa mengikuti PTM,"ungkap Mondyaboni, Kamis (4/11).
Bagi siswa yang belum mendapat suntikan vaksin tetap dapat mengikuti
kegiatan pembelajaran daring seperti sebelumnya. Guru akan memberikan
kemudahan bagi siswa untuk mengakses belajar meski dilakukan secara
online. "Yang belum divaksin belajar secara daring,"kata dia.
Kebijakan ini juga diharapkan untuk mendorong siswa mengikuti program
vaksinasi Covid-19. Harapannya, pencapaian herd immunity di provinsi itu
terwujud pada awal 2022. "Kebijakan ini untuk mendukung capaian herd
resistance,"ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy menjelaskan,
vaksinasi bagi siswa atau anak berusia 12-19 tahun baru 3 persen dari
complete sasaran 846 ribu orang. Persentasenya masih rendah dibanding
kelompok lain yang rata-rata telah mencapai 40,26 persen dari target 6,3
juta orang secara keseluruhan.
Menurut dia, rendahnya vaksinasi di Sumsel masih terkendala ketersediaan
pasokan vaksin dari pemerintah pusat. Kiriman vaksin rata-rata hanya
471 ribu dosis per bulan atau jauh dari jumlah suitable sebanyak 1,5
juta dosis.
"Masalahnya masih pada pasokan vaksin, tidak sejalan dengan antusiasme masyarakat untuk divaksin,"pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar