Penemuan Jejak Misterius di Laut Dalam Arktik

Jakarta - Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh ahli biologi kelautan, Antje Boetius, dikejutkan dengan penemuan jejak misterius saat menyelam di dasar laut Arktik. Jejak yang membentuk jalur itu diduga milik spons yang hidup di laut dalam.

Kesimpulan ini didapat setelah peneliti melihat hasil pencitraan gambar resolusi tinggi yang diambil di dasar laut Arktik secara mendetail.

Mereka mengetahui bahwa jejak seperti jalur yang melintas sedimen berakhir di tempat spons berada. Jalur tampak bergerak ke segala arah, termasuk arah menanjak.

Temuan ini cukup mengejutkan mengingat spons dianggap sebagai hewan dengan bentuk kehidupan paling primitif. Mereka tidak memiliki body organ penggerak atau sistem saraf.

Sebelumnya, peneliti juga berasumsi bahwa spons tidak bisa bergerak sama sekali. Kalaupun bergerak, itu karena tersapu oleh arus gelombang alih-alih merangkak di dasar laut.
Faktanya, tidak ada arus kuat di dasar laut Arktik yang bisa menggerakkan spons.

"Tidak ada arus kuat di laut dalam Arktik yang dapat menjelaskan struktur yang ditemukan di dasar laut itu," ujar Prof. Antje Boetius, pemimpin ekspedisi yang merupakan ahli laut dalam dari Max Planck Institute of Marine Microbiology dan Alfred Wegener Helmholtz Centre for Polar and also Marine Study.

Berkat penemuan baru yang diterbitkan di jurnal Existing Biology, peneliti menyimpulkan bahwa spons kemungkinan besar telah bergerak secara aktif di dasar laut, meski pergerakannya hanya beberapa sentimeter per tahun.

"Kami menyimpulkan bahwa spons mungkin secara aktif bergerak melintasi dasar laut dan meninggalkan jejak ini sebagai akibat dari pergerakan mereka," ujar Dr Teresa Morganti, ahli spons dari Institut Max Planck untuk Mikrobiologi Laut di Bremen sebagaimana dikutip scitechdaily.

Banyak pertanyaan muncul dari pengamatan ini, termasuk mengapa spons bergerak? Bagaimana mereka menyesuaikan diri?


Peneliti bilang, alasan yang mungkin mendorong mereka bergerak antara existed untuk mencari makan, menghindari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, atau untuk menyebarkan keturunan.

Mencari makanan memainkan peran penting dalam ekosistem miskin nutrisi seperti laut dalam di Kutub Utara.

Spons juga memiliki peran penting di sana, salah satunya sebagai pengumpan filter.

Mereka bisa memanfaatkan partikel dan bahan organik terlarut serta secara intensif terlibat dalam daur ulang nutrisi dan materi melalui simbion bakterinya. Mereka juga membantu membentuk habitat yang berguna bagi ikan dan udang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wagub DKI Pastikan Menjaga Kestabilan Harga Sembako Jelang Nataru 2022

ICW Mengkritik Ketua KPK Terkait Usulan Akan Lakukan Hukum Mati Bagi Koruptor

Pemerintah DIY Buat Sejumlah Persiapan Terkait Antisipasi Lonjakan Covid-19 Saat Nataru